Hanafi Membeberkan Strategi Lapas Dalam Membina Napi Terorisme (Napiter) Saat Pertemuan Bersama Rekan Pembina Rohani

Hanafi menjelaskan pembinaan napiter di kediri mencakup pembinaan intramural dan ekstramural untuk mengurangi kemampuan, niat, dan keterlibatan napiter terhadap ekstrimisme kekerasan. Napiter dibina agar dapat kembali ke tengah masyarakat.
Kami melakukan pendampingan dan pengawasan, baik di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kediri. Tujuannya adalah perubahan pemahaman dan perilaku napiter
“Kami harapkan napiter dapat hidup dan berinteraksi kembali dengan masyarakat, serta mampu menghidupi diri dan keluarganya dan tidak akan mengulangi tindak pidana,”
Dalam melakukan pembinaan, di Lapas Kediri melakukan penilaian menggunakan instrumen risiko dan kebutuhan untuk membantu penyusunan program pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing napiter. Sementara itu, perubahan perilaku napiter dipantau menggunakan Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN) yg dilakukan oleh Wali Pemasyarakatan yg ditunjuk. Kemudian program pembinaan yg direkomendasi oleh Wali Pemasyarakatan akan ditentukan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas Kediri.
“Dari hasil penilaian instrumen risiko dan kebutuhan, kami berikan program intervensi yang sesuai dengan risiko dan kebutuhan napiter,”
Lebih lanjut Hanafi menjelaskan bahwa Lapas Kediri menerapkan standar keamanan dan ketertiban yang berbeda sesuai dengan klasifikasi lapas, yaitu super maximum security, maximum security, medium security dan minimum security.
Lapas terus memastikan keamanan lapas melalui sinergi dengan berbagai lembaga negara, seperti BNPT, Polri, TNI, dan Kementerian Agama. Lapas Kediri turut menggandeng lembaga keagamaan, universitas, hingga LSM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *