Rangkaian HBP (Hari Bhakti Pemasyarakatan) yang ke-58, Lapas Kediri Laksanakan Kegiatan “One Day One Prison’s Product”

Kediri – Lapas Kelas IIA Kediri melaksanakan giat “One Day One Prison’s Product” sebagai rangkaian Hari Bhakti Pemasyarakatan yang ke 58. Kegiatan ini sebagai apresiasi dan dukungan kepada warga binaan atas karya yang telah dibuatnya. Karena WBP merupakan sumber daya manusia berpotensi yang mampu menghasilkan produk berkualitas yang memiliki nilai ekonomi, daya guna, dan estetika. Kemampuan tersebut diperoleh WBP dari program pembinaan kemandirian yang didesain untuk menyiapkan WBP sehingga dapat menjadi manusia yang mandiri dan tidak mengulangi perbuatannya setelah bebas.
One Day, One Prison’s Product merupakan salah satu ajang pengenalan serta pemasaran dan penjualan produk hasil karya WBP dari seluruh UPT Pemasyarakatan kepada masyarakat. Selain menjadi bagian dari peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-58, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi langsung masyarakat serta memberikan tambahan pendapatan bagi WBP dan perolehan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang berasal dari penjualan produk.
Seperti kita ketahui bersama bahwa di Lapas Kediri khususnya dibagian Kegiatan Kerja banyak sekali program pembinaan kemandirian diantaranya yaitu, meubelar, perikanan, pertanian, pengelasan, dan perkebunan.
Dalam kegiatan one day one prison’s product kali ini Lapas Kediri banyak menjual hasil karya warga binaan, mulai dari produk kerajinan tangan seperti tenun batik, produk-produk sayuran segar, dan meja kursi minimalis yang semuanya merupakan hasil karya warga binaan Lapas Kediri.
Kalapas Kediri, Asih Widodo menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan sebagai ajang pengenalan serta pemasaran dan penjualan produk hasil karya warga binaan Lapas Kediri.
“Ini adalah salah satu rangkaian kegiatan Hari Bhakti Pemasyarakatan (HBP) ke-58, yang mana hasil karya warga binaan kita perkenalkan dan pasarkan kepada masyarakat, selain itu kita dapat beritahukan kepada masyarakat luas meskipun dalam keterbatasan Warga Binaan tetap dapat produktif dengan menghasilkan produk berkualitas dan memiliki nilai ekonomi, daya guna dan estetika yang didapatkan dari program pembinaan kemandirian”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *